Senin, 15 Juli 2013



 BUDIDAYA DURIAN







PENDAHULUAN
Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah prospek usaha agribisnis yang bagus. Cara bertanam durian yang baik merupakan pintu gerbang untuk menuju sukses.PT. Natural Nusantara membantu alternative solusi bagaimana teknis budidaya durian secara intensif, sehingga terjadi peningkatan hasil secara K- 3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.

SARAT     
PERTUMBUHAN
Tanaman durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl,intensitas cahaya 40-50 %, dengan suhu 22-30 0C, curah hujan ideal 1.500 – 2.500 mm per-tahun. Tanah yang cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6 – 7.
PEMBIBITAN
Pilih bibit tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak, batang kokoh, bebas hama & penyakit, percabangan 2-4 arah dan ada tunas baru
PERSIAPAN 
LAHAN
Pembukaan lahan sebaiknya pada musim kemarau. Bersihkan alang-alang dan gulma lain serta tanaman keras yang mengganggu masuknya sinar matahari. Lahan miring sebaiknya dibuat terasering. Buat saluran-saluran pembuangan air.
JARAKTANAM
Jarak tanam yang umum 8 x 12 m atau 10 x 10 m
TANAMANPELINDUNG
Skala luas di tempat terbuka mutlak diperlukan tanaman pelindung,misal lamtoro,turi,gamal,sengon atau pepaya. Tanaman pelindung ditanam setelah penyiapan lahan.
LUBANGTANAM
Buat lubang tanam ukuran 50 cm2. Pisahkan tanah bagian atas dengan bagian bawah dan biarkan selama + 2 minggu. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang matang 20 kg + 5 gr  Natural GLIO + 10 kg Dolomit sampai rata sebagai media tanam, kemudian masukkan campuran tersebut ke dalam lubang tanam dan biarkan 1 minggu sebelum bibit ditanam.
PENANAMAN
Penanaman yang ideal pada awal musim hujan. Gali lubang tanam yang berisi campuran media tanam sesuai ukuran bibit. Ambil bibit dan buka plastik pembungkus tanah secara hati-hati. Tanam bibit sebatas leher akar tanpa mengikutkan batangnya. Siram air secukupnya setelah selesai tanam. Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA  dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman . 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk lalu siramkan setiap pohon atau siramkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air per pohon.
PENGAIRAN
Pengairan dilakukan sejak awal pertumbuhan sampai tanaman berproduksi. Pada waktu berbunga, penyiraman dikurangi. Penyiraman paling baik pagi hari.
PEMANGKASAN
Pangkas terhadap tunas-tunas air, cabang atau ranting yang sudah mati dan terserang hama penyakit, serta ranting-ranting yang tidak terkena sinar matahari. Ketika tanaman mencapai ketinggian tertentu 4-5 m, pucuk tanaman dipangkas.

hasil



Minggu, 14 Juli 2013

    



 Selamatkan Negara Indonesia
 oleh : Irwan Abubakar

1. jumlah penduduk Negra Indonesia ternyata terbesar keempat di dunia. Sumber data thun 2013 oleh BPS, jumlah penduduk Indonesia mengalami penambahan sekira 20 juta jiwa dari data sensus sebelumnya.

SP2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia berkisar 237.556.363 jiwa yang menempati luas wilayah memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2 dan saat ini (tahun 2012) penduduk di Indonesia telah mencapai angka 257.516.167 jiwa.





Melihat jumlah Pendudk begitu banyak, pangan merupakan hal mendasar yang paling utama bagi masyarakat. Pemenuhan pangan nasional bukan hanya masalah yang diemban oleh petani, namun pemerintah dan seluruh elemen masyarakat juga perlu berperan aktif di dalamnya.

Banyak pihak yang tak sadar bahkan tak tahu bahwa Indonesia sedang diujung krisis pangan. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yang tidak diimbangi dengan pertambahan produksi pangan nasional menjadi penyebab krisis pangan ke depan. Salah satu indikator yang dapat kita cermati adalah laju impor komoditas pangan nasional.

Tahun ini, Indonesia berencana akan kembali mengimpor beras sebesar 1,75 juta ton. Jika ini terealisasi, maka Indonesia merupakan importir beras terbesar kedua di dunia. Bukan hanya beras, ketergantungan pemenuhan kebutuhan pangan nasional utama lainnya terhadap impor juga cukup besar, seperti kedelai (70 persen), garam (50 persen), daging sapi (23 persen), dan jagung (11,23 persen).

Di sisi lain, dengan adanya perubahan iklim global, beberapa negara produsen yang merupakan penyuplai bahan pangan untuk Indonesia kini membatasi kuota ekspornya guna memenuhi kebutahan domestik di negarannya masing-masing.

Akibatnya jumlah beberapa komoditi yang diimpor oleh Indonesia di pasar global mengalami penurunan jumlahnya. Walaupun Indonesia mempunyai uang guna mencukupi kebutuhan pangan domestik melalui impor, jika negara yang dituju juga masih berkutat untuk memenuhi permintaan di dalam negerinya, maka hal ini akan menjadi polemik kedepannya bagi Indonesia.

Indikator ancaman krisis pangan lainnya juga tergambar dari daya beli masyarakat yang terus tergerus akibat lonjakan harga. Saat ini sejumlah komoditas pangan seperti beras, minyak goreng, cabe, tahu, tempe, daging sapi dan daging ayam terus mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Untuk itu lah, pemerintah perlu melakukan berbagai regulasi guna menunjang upaya peningkatan produksi pangan Indonesia agar Indonesia kedepan terhindar dari ancaman krisis

2. Respon utama terhadap ancaman krisis pangan global tentunya dengan membangun komitmen setiap bangsa atau negara untuk memenuhi ketahanan pangan bagi rakyatnya. Ketahanan pangan suatu negara dapat ditempuh melalui jalur impor pangan atau swasembada pangan. Hanya saja, ketergantungan pada pangan impor akan membawa resiko tinggi bagi suatu negara. Pasokan pangan impor dapat terhenti secara tiba-tiba misalnya karena embargo, instabilitas politik, perang, bencana alam, ataupun kebijakan perdagangan suatu negara. Belum lagi adanya fakta ancaman global warming dan kebijakan banyak negara produsen pangan mengkonversi bahan bakar fosil ke bahan bakar nabati (bio-fuel), hal ini terbukti mempengaruhi stok pangan dunia dan berdampak pada terus melambungnya harga pangan dunia. Beberapa resiko tersebut mendorong setiap negara menempuh jalur swasembada pangan sebagai dasar untuk mencapai kemandirian pangan tanpa tergantung dari negara lain sehingga dapat tercipta kemandirian suatu bangsa. 
Problem
Swasembada pangan dapat ditempuh dengan modernisasi pertanian melalui intensifikasi pertanian, antara lain memanfaatkan berbagai jenis teknologi berbahan dasar kimia sintetis (pupuk kimia, hormon kimia, pestisida kimia, dll.). Tetapi sejarah panjang intensifikasi pertanian yang diterapkan oleh hampir semua negara produsen pangan, telah berujung pada stagnasi produksi, kerusakan ekosistem pertanian, dan membengkaknya biaya produksi.
Studi kasus di Indonesia bahwa sejak akhir tahun delapan puluhan, mulai tampak terjadinya kelelahan pada tanah dan penurunan produktivitas pada hampir semua jenis tanaman yang diusahakan. Produksi tanaman tidak menunjukkan kecenderungan meningkat walaupun telah digunakan varietas unggul yang memerlukan pemeliharaan dan pemupukan secara intensif melalui bermacam-macam paket teknologi. Malah sebaliknya telah berdampak antara lain meningkatnya degradasi lahan (fisik, kimia dan biologis), meningkatnya residu pestisida dan gangguan serta resistensi hama penyakit dan gulma, berkurangnya keanekaragaman hayati, serta terganggunya kesehatan masyarakat sebagai akibat dari pencemaran lingkungan.
Solusi
Fakta-fakta tersebut menjelaskan bahwa praktek pertanian dengan hight eksternal input (input luar yang tinggi) seperti penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia ’yang tidak bijaksana’, telah membawa kesadaran baru bagi segenap pihak yang berkepentingan dengan pembangunan pertanian untuk kembali menyusun strategi baru dalam menanggulangi krisis tersebut.berawal dengan Karya Anak Bangsa dngan aktifitas di tahun 1985 khususnya di subsektor hortikultura dngan mencermati  lewat penelitian dan pengembangan khususnya perbaikan Lingkungan Hidup/ ekosistem sub sektor pertanian yakni : produk pupuk organik cair dan hormon cair/Zat pengatur Tumbuh organik serta beberapa teknik Budidaya - 1996 atas permintaan beberapa orang karena hasilnya sangat positif maka digunakan untuk memperhatikan kondisi agrokompleks di indonesia. memasuki 2002 maka di perluaskan dngan sistem jaringan pupuk organik memakai merk NAZA (Nusantara Subur Alami) dam Hormonik (Hormon Organik) dengan Nma PT. Natural Nusantara, sehingga di kembangkan lebih luas ke Sub sektor peternakan dan Perikanan yang menghasilkan produ2 utk peningkatan peternkan dan perikanan yakni : Veterna (Vitamin Ternak Natural), Ton ( Tambak Organik Nusantara) begitu juga ada pengembangan lebuh lanjut untuk pertanian seperti SUPERNASA merupakan pupuk dasar tanaman sekaligu sperbaikan tanah dan POWER NUTRITION yakni pupuk husus Tanaman Buah dan Tahunan, serta berlanjut sampai menghasilkan produk-produk alami untuk pengendalian Hama seperti GLIO (pengendalian penyakit Layu), BVR (pengendali wereng, Walang Sangit), dan berbasis Virus VITURA dan Virexi (Pengendali ulat grayak), dan pengendali hama adalah PESTONA dan Metilat untuk pengendali alami lalat buah.

Inilah Karya Anak Bangsa

 




Budidaya Ayam Kampung

"panduan-budidaya-ayam-kampung-super-natural-nusantara-pupuk-nasa-organik-poc-nasa-viterna-hormonik"Ayam kampung biasa dibudidayakan oleh peternak di Indonesia dengan cara diumbar, atau ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Namun cara ini dipandang kurang memiliki nilai ekonomis jika tujuan pemeliharaan untuk profit  oriented. Pola pemeliharaan ayam kampung secara intensif merupakan cara yang bisa mendatangkan keuntungan sebagai sebuah bisnis. Permintaan daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang bisnis yang menggiurkan untuk budidaya ayam kampung secara intensif.
Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan dengan perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang ekstra juga masalah pemberian makanan harus lebih diatur. Memelihara ayam kampung secara intensif memiliki keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.
 
Agar dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif ini bisa berhasil, diperlukan manajemen dan tata kelola yang baik dan benar. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu keberhasilan usaha budidaya ayam kampung secara intensif. Faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif antara lain :
A. PEMILIHAN BIBIT PADA AYAM KAMPUNG
Bibit ayam kampung atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan. Selain itu waktu penetasan bibit ayam kampung (DOC) harus tepat waktu(21 hari) tidak terlalu cepat atau terlalu lama.
 
Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap. Jangan lupa memberikan vaksinasi sesuai usia DOC.
 
b. MASALAH PAKAN PADA AYAM KAMPUNG
Pakan pada ayam kampung memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan pertumbuhan ayam kampung. Meski demikian sebenarnya pakan untuk ayam kampung tidaklah serumit pakan untuk ayam lain seperti broiler, ayam petelur dan lain-lain.
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung. Selain makanan pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan usaha ayam kampung bisa meningkat.
 
Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Untuk Jumlah pakan yang diberikan untuk ayam kampung disesuaikan dengan usia ayam kampung itu sendiri, seperti berikut:
  • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
  • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
  • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
  • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
  • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
  • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
  • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
  • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Selain makanan, ayam kampung memerlukan minuman. Minuman diberikan secara tidak terbatas, disediakan wadah untuk minuman, jika habis ditambahkan lagi.
 
Untuk mendukung keberhasilan budidaya ayam kampung, PT Natural Nusantara (NASA) mengeluarkan serangkaian produk yang sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas peternakan ayam kampung, baik dari segi kualitas, kuantitas, dan efektivitas. Produk tersebut di antaranya VITERNA, POC NASA, HORMONIK