Minggu, 14 Juli 2013

    



 Selamatkan Negara Indonesia
 oleh : Irwan Abubakar

1. jumlah penduduk Negra Indonesia ternyata terbesar keempat di dunia. Sumber data thun 2013 oleh BPS, jumlah penduduk Indonesia mengalami penambahan sekira 20 juta jiwa dari data sensus sebelumnya.

SP2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia berkisar 237.556.363 jiwa yang menempati luas wilayah memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2 dan saat ini (tahun 2012) penduduk di Indonesia telah mencapai angka 257.516.167 jiwa.





Melihat jumlah Pendudk begitu banyak, pangan merupakan hal mendasar yang paling utama bagi masyarakat. Pemenuhan pangan nasional bukan hanya masalah yang diemban oleh petani, namun pemerintah dan seluruh elemen masyarakat juga perlu berperan aktif di dalamnya.

Banyak pihak yang tak sadar bahkan tak tahu bahwa Indonesia sedang diujung krisis pangan. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yang tidak diimbangi dengan pertambahan produksi pangan nasional menjadi penyebab krisis pangan ke depan. Salah satu indikator yang dapat kita cermati adalah laju impor komoditas pangan nasional.

Tahun ini, Indonesia berencana akan kembali mengimpor beras sebesar 1,75 juta ton. Jika ini terealisasi, maka Indonesia merupakan importir beras terbesar kedua di dunia. Bukan hanya beras, ketergantungan pemenuhan kebutuhan pangan nasional utama lainnya terhadap impor juga cukup besar, seperti kedelai (70 persen), garam (50 persen), daging sapi (23 persen), dan jagung (11,23 persen).

Di sisi lain, dengan adanya perubahan iklim global, beberapa negara produsen yang merupakan penyuplai bahan pangan untuk Indonesia kini membatasi kuota ekspornya guna memenuhi kebutahan domestik di negarannya masing-masing.

Akibatnya jumlah beberapa komoditi yang diimpor oleh Indonesia di pasar global mengalami penurunan jumlahnya. Walaupun Indonesia mempunyai uang guna mencukupi kebutuhan pangan domestik melalui impor, jika negara yang dituju juga masih berkutat untuk memenuhi permintaan di dalam negerinya, maka hal ini akan menjadi polemik kedepannya bagi Indonesia.

Indikator ancaman krisis pangan lainnya juga tergambar dari daya beli masyarakat yang terus tergerus akibat lonjakan harga. Saat ini sejumlah komoditas pangan seperti beras, minyak goreng, cabe, tahu, tempe, daging sapi dan daging ayam terus mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Untuk itu lah, pemerintah perlu melakukan berbagai regulasi guna menunjang upaya peningkatan produksi pangan Indonesia agar Indonesia kedepan terhindar dari ancaman krisis

2. Respon utama terhadap ancaman krisis pangan global tentunya dengan membangun komitmen setiap bangsa atau negara untuk memenuhi ketahanan pangan bagi rakyatnya. Ketahanan pangan suatu negara dapat ditempuh melalui jalur impor pangan atau swasembada pangan. Hanya saja, ketergantungan pada pangan impor akan membawa resiko tinggi bagi suatu negara. Pasokan pangan impor dapat terhenti secara tiba-tiba misalnya karena embargo, instabilitas politik, perang, bencana alam, ataupun kebijakan perdagangan suatu negara. Belum lagi adanya fakta ancaman global warming dan kebijakan banyak negara produsen pangan mengkonversi bahan bakar fosil ke bahan bakar nabati (bio-fuel), hal ini terbukti mempengaruhi stok pangan dunia dan berdampak pada terus melambungnya harga pangan dunia. Beberapa resiko tersebut mendorong setiap negara menempuh jalur swasembada pangan sebagai dasar untuk mencapai kemandirian pangan tanpa tergantung dari negara lain sehingga dapat tercipta kemandirian suatu bangsa. 
Problem
Swasembada pangan dapat ditempuh dengan modernisasi pertanian melalui intensifikasi pertanian, antara lain memanfaatkan berbagai jenis teknologi berbahan dasar kimia sintetis (pupuk kimia, hormon kimia, pestisida kimia, dll.). Tetapi sejarah panjang intensifikasi pertanian yang diterapkan oleh hampir semua negara produsen pangan, telah berujung pada stagnasi produksi, kerusakan ekosistem pertanian, dan membengkaknya biaya produksi.
Studi kasus di Indonesia bahwa sejak akhir tahun delapan puluhan, mulai tampak terjadinya kelelahan pada tanah dan penurunan produktivitas pada hampir semua jenis tanaman yang diusahakan. Produksi tanaman tidak menunjukkan kecenderungan meningkat walaupun telah digunakan varietas unggul yang memerlukan pemeliharaan dan pemupukan secara intensif melalui bermacam-macam paket teknologi. Malah sebaliknya telah berdampak antara lain meningkatnya degradasi lahan (fisik, kimia dan biologis), meningkatnya residu pestisida dan gangguan serta resistensi hama penyakit dan gulma, berkurangnya keanekaragaman hayati, serta terganggunya kesehatan masyarakat sebagai akibat dari pencemaran lingkungan.
Solusi
Fakta-fakta tersebut menjelaskan bahwa praktek pertanian dengan hight eksternal input (input luar yang tinggi) seperti penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia ’yang tidak bijaksana’, telah membawa kesadaran baru bagi segenap pihak yang berkepentingan dengan pembangunan pertanian untuk kembali menyusun strategi baru dalam menanggulangi krisis tersebut.berawal dengan Karya Anak Bangsa dngan aktifitas di tahun 1985 khususnya di subsektor hortikultura dngan mencermati  lewat penelitian dan pengembangan khususnya perbaikan Lingkungan Hidup/ ekosistem sub sektor pertanian yakni : produk pupuk organik cair dan hormon cair/Zat pengatur Tumbuh organik serta beberapa teknik Budidaya - 1996 atas permintaan beberapa orang karena hasilnya sangat positif maka digunakan untuk memperhatikan kondisi agrokompleks di indonesia. memasuki 2002 maka di perluaskan dngan sistem jaringan pupuk organik memakai merk NAZA (Nusantara Subur Alami) dam Hormonik (Hormon Organik) dengan Nma PT. Natural Nusantara, sehingga di kembangkan lebih luas ke Sub sektor peternakan dan Perikanan yang menghasilkan produ2 utk peningkatan peternkan dan perikanan yakni : Veterna (Vitamin Ternak Natural), Ton ( Tambak Organik Nusantara) begitu juga ada pengembangan lebuh lanjut untuk pertanian seperti SUPERNASA merupakan pupuk dasar tanaman sekaligu sperbaikan tanah dan POWER NUTRITION yakni pupuk husus Tanaman Buah dan Tahunan, serta berlanjut sampai menghasilkan produk-produk alami untuk pengendalian Hama seperti GLIO (pengendalian penyakit Layu), BVR (pengendali wereng, Walang Sangit), dan berbasis Virus VITURA dan Virexi (Pengendali ulat grayak), dan pengendali hama adalah PESTONA dan Metilat untuk pengendali alami lalat buah.

Inilah Karya Anak Bangsa

 




Budidaya Ayam Kampung

"panduan-budidaya-ayam-kampung-super-natural-nusantara-pupuk-nasa-organik-poc-nasa-viterna-hormonik"Ayam kampung biasa dibudidayakan oleh peternak di Indonesia dengan cara diumbar, atau ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Namun cara ini dipandang kurang memiliki nilai ekonomis jika tujuan pemeliharaan untuk profit  oriented. Pola pemeliharaan ayam kampung secara intensif merupakan cara yang bisa mendatangkan keuntungan sebagai sebuah bisnis. Permintaan daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang bisnis yang menggiurkan untuk budidaya ayam kampung secara intensif.
Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan dengan perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang ekstra juga masalah pemberian makanan harus lebih diatur. Memelihara ayam kampung secara intensif memiliki keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.
 
Agar dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif ini bisa berhasil, diperlukan manajemen dan tata kelola yang baik dan benar. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu keberhasilan usaha budidaya ayam kampung secara intensif. Faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif antara lain :
A. PEMILIHAN BIBIT PADA AYAM KAMPUNG
Bibit ayam kampung atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan. Selain itu waktu penetasan bibit ayam kampung (DOC) harus tepat waktu(21 hari) tidak terlalu cepat atau terlalu lama.
 
Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap. Jangan lupa memberikan vaksinasi sesuai usia DOC.
 
b. MASALAH PAKAN PADA AYAM KAMPUNG
Pakan pada ayam kampung memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan pertumbuhan ayam kampung. Meski demikian sebenarnya pakan untuk ayam kampung tidaklah serumit pakan untuk ayam lain seperti broiler, ayam petelur dan lain-lain.
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung. Selain makanan pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan usaha ayam kampung bisa meningkat.
 
Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Untuk Jumlah pakan yang diberikan untuk ayam kampung disesuaikan dengan usia ayam kampung itu sendiri, seperti berikut:
  • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
  • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
  • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
  • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
  • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
  • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
  • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
  • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Selain makanan, ayam kampung memerlukan minuman. Minuman diberikan secara tidak terbatas, disediakan wadah untuk minuman, jika habis ditambahkan lagi.
 
Untuk mendukung keberhasilan budidaya ayam kampung, PT Natural Nusantara (NASA) mengeluarkan serangkaian produk yang sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas peternakan ayam kampung, baik dari segi kualitas, kuantitas, dan efektivitas. Produk tersebut di antaranya VITERNA, POC NASA, HORMONIK
 
 

BUDIDAYA TOMAT

"panduan budidaya tomat organik natural nusantara distributor nasa poc nasa hormonik supernasa glio bvr power nutrition"Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.

A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh :
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam


  • Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan.
  • Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.
3. Penyiapan Lahan
  • Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
  • Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
  • Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
  • Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
  • Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
  • Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
  • Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
  • Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :

  • - alternatif 1 : Satu botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
    - alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
    • Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
    • Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
    • Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
    • Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
    4. Pemilihan Bibit

  • Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd ).
  • Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.
  • Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab).




  • B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
    • Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1).
    • Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
    • Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag.
    • Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam.
    • Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
    • Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki.

    C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )

    • Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
    • Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
    • Penanaman sore hari
    • Buka polibag plastik
    • Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
    • Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
    • Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
    • Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
    • Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
    • Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
    • Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat

    D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)

    • Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
    • Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
    • Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
    • Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
    • Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
    • Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
    • Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
    • Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
    • Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
    • Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

    E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
    1. Pengelolaan Tanaman

    • Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
    • Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
    • Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
    • Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
    • Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.